• Keutamaan Puasa Ramadhan Plus Syawal, Seperti Pahala Puasa Selama Setahun


    6 Syawal 1434H
  • Masa Penahanan Morsi Diperpanjang 15 Hari Kedepan


    7 Syawal 1434H
  • Tafsir Al-Isra`: 36 : Larangan Mengikuti Pendapat Orang Lain Tanpa Ilmu


    8 Syawal 1434H

Hukum Meminum Kopi Luwak

luwak


Luwak Adalah Binatang Buas Yang Haram Untuk Dimakan. Namun, Kopi Dari Luwak Halal Untuk Diminum

Kopi Luwak adalah kopi yang diproduksi dari biji kopi yang telah dimakan dan melewati saluran pencernaan binatang bernama luwak. Dan luwak adalah sejenis musang, karenanya biasa dikatakan musang luwak.

Dia senang sekali mencari buah-buahan yang cukup baik dan masak, termasuk buah kopi sebagai makanannya. Luwak akan memilih buah kopi yang betul-betul masak sebagai makanannya, dan setelahnya, biji kopi yang dilindungi kulit keras dan tidak tercerna akan keluar bersama kotoran luwak.

Berdasarkan keterangan di atas maka kopi luwak hukumnya dikembalikan kepada dua masalah : Pertama, apakah musang itu halal dimakan ataukah tidak? Dan yang kedua, apakah kotorannya suci ataukah najis?
"Setiap binatang buas yang bertaring maka memakannya adalah haram" ((HR. Muslim))
Hukum Daging Luwak

Musang luwak adalah hewan menyusu (mamalia) yang termasuk suku musang dan garangan (Viverridae). Nama ilmiahnya adalah Paradoxurus hermaphroditus dan di Malaysia dikenal sebagai musang pulut. Hewan ini juga dipanggil dengan berbagai sebutan lain seperti musang (nama umum, Betawi), careuh (Sunda), luak atau luwak (Jawa), serta common palm civet, common musang, house musang atau toddy cat dalam bahasa Inggris.

Di desa-desa luwak dikenal sebagai binatang yang suka memangsa ayam, sehingga sering dikejar-kejar oleh penduduk desa. Tetapi sebenarnya, luwak lebih sering memakan aneka buah-buahan di kebun dan pekarangan, seperti buah pepaya, pisang, bahkan coklat. Luwak juga suka makan serangga, cacing tanah, kadal serta bermacam-macam hewan kecil lain yang bisa ditangkapnya, termasuk mamalia kecil seperti tikus.

Pertanyaannya, apakah luwak termasuk binatang buas yang haram untuk dimakan? Para ulama berbeda pendapat dalam hal ini :

Pendapat Pertama : Mengatakan bahwa luwak haram dimakan dagingnya, karena termasuk binatang buas yang bertaring, sebagaimana di dalam hadist Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Setiap binatang buas yang bertaring maka memakannya adalah haram.” (HR. Muslim)  

Pendapat Kedua : mengatakan walaupun luwak binatang pemakan daging dan buas, tetapi tidak menyerang manusia, sehingga dagingnya halal dimakan. Luwak ini seperti binatang adh-dhobu’ (hyena) yang halal untuk dimakan, karena hyena tidak menyerang manusia, walaupun dia adalah pemakan daging. Dalilnya hadist Jabin bin Abdillah :

Dari Jabir bin Abdillah, ia berkata : "Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang hyena? Beliau menjawab: Hyena adalah binatang buruan, dan bila seorang yang sedang berihram memburu binatang ini, maka dia dikenakan denda dengan menyembelih seekor domba." (HR. Abu Dawud, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad)  

Hukum Minum Kopi Luwak

Sebagaimana diterangkan di atas bahwa kopi luwak bukanlah kopi yang berasal dari kotoran luwak, tetapi berasal dari biji kopi yang tidak dicerna di dalam perut luwak, kemudian keluar bersama kotoran luwak. Pertanyaannya adalah apakah kotoran luwak itu najis?

Kita kembalikan kepada perbedaan ulama di atas, jika luwak adalah binatang yang haram dimakan, maka kotoran luwak adalah najis, kalau kotorannya najis, maka biji kopi yang keluar bersama kotorannyapun menjadi najis. Agar halal untuk dikonsumsi, maka biji kopi tersebut harus disucikan terlebih dahulu. Setelah suci, maka biji kopi tersebut siap untuk diproses menjadi kopi luwak.

Hal seperti ini pernah disebutkan di dalam fiqh madzhab Syafi’I, sebagaimana yang ditulis Imam Nawawi  :

“Para sahabat kami ( dari ulama madzhab Syafi’i) rahimahumullah : mengatakan: “ Jika ada hewan memakan biji-bijian ( dari tumbuhan ) dan keluar lagi dari dari perutnya dalam keadaan masih baik, jika kerasnya masih utuh, yaitu jika biji tersebut ditanam kembali, akan dapat tumbuh, maka biji tersebut dikatakan suci, tetapi harus dibersihkan luarnya karena terkena najis… ” An-Nawawi, al-Majmu’ , 2/ 573.

Pendapat ini diambil oleh MUI (Majlis Ulama Indonesia) di dalam sidang fatwanya pada hari Selasa (20/ 7/ 2010) yang menetapkan bahwa biji kopi yang keluar bersama kotoran binatang tersebut statusnya halal setelah adanya proses pensucian.

Adapun jika kita mengambil pendapat kedua yang mengatakan bahwa luwak adalah binatang yang halal dimakan, maka secara otomatis kotoran kopi luwak tersebut tidak najis. Ini menurut pendapat ulama yang mengatakan bahwa luwak adalah binatang yang boleh dimakan dagingnya, maka secara otomatis kotorannya tidak najis. Ini dikuatkan dengan dalil-dalil sebagai berikut :  

Pertama : Hadist ‘Urayinin :

Dari Anas bin Malik berkata, "Beberapa orang dari 'Ukl atau 'Urainah datang ke Madinah, namun mereka tidak tahan dengan iklim Madinah hingga mereka pun sakit. Beliau lalu memerintahkan mereka untuk mendatangi unta dan meminum air kencing dan susunya. Maka mereka pun berangkat menuju kandang unta (zakat), ketika telah sembuh, mereka membunuh pengembala unta Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan membawa unta-untanya. Kemudian berita itu pun sampai kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menjelang siang. Maka beliau mengutus rombongan untuk mengikuti jejak mereka, ketika matahari telah tinggi, utusan beliau datang dengan membawa mereka. Beliau lalu memerintahkan agar mereka dihukum, maka tangan dan kaki mereka dipotong, mata mereka dicongkel, lalu mereka dibuang ke pada pasir yang panas. Mereka minta minum namun tidak diberi." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadist di atas menunjukan bahwa air kencing unta tidak najis, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam memerintahkan ‘Urayinin yang terkena sakit untuk berobat dengan meminum air susu dan air kencing unta. Beliau tidak akan menyuruh untuk meminum sesuatu yang najis. Adapun air kencing hewan-hewan lain yang boleh dimakan juga tidak najis dengan mengqiyaskan kepada air kencing unta.  

Kedua : Hadist Anas bin Malik

“Dari Anas berkata, "Sebelum masjid dibangun, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat di kandang kambing." (HR Bukhari)  

Ketiga : Hadist Jabir bin Samurah

Dari Jabir bin Samurah bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Apakah kami harus berwudhu karena makan daging kambing?" Beliau menjawab, "Jika kamu berkehendak maka berwudhulah, dan jika kamu tidak berkehendak maka janganlah kamu berwudhu." Dia bertanya lagi, "Apakah harus berwudhu disebabkan (makan) daging unta?" Beliau menjawab, "Ya. Berwudhulah disebabkan (makan) daging unta." Dia bertanya, "Apakah aku boleh shalat di kandang kambing?" Beliau menjawab, "Ya boleh." Dia bertanya, "Apakah aku boleh shalat di kandang unta?" Beliau menjawab, "Tidak." (HR. Muslim)

Dibolehkannya sholat di dalam kandang kambing dalam dua hadist di atas menunjukkan bahwa air kencing kambing adalah suci tidak najis, karena biasanya kandang kambing itu tidak bisa terlepas dari air kencing dan kotoran kambing.

Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa binatang yang boleh dimakan termasuk di dalamnya binatang luwak, maka status kotorannya tidak najis. Jika kotoran luwak tidak najis, tentunya biji kopi tersebut menjadi halal dengan sendirinya.  

Kesimpulan :

Dari keterangan di atas, baik dengan mengambil pendapat yang mengatakan bahwa luwak adalah binatang buas yang tidak boleh dimakan, maupun pendapat yang mengatakan bahwa luwak halal dimakan, tetap saja kopi luwak hukumnya halal. Wallahu A’lam (Ahmadzain.com / Ittiba.Net)

Gamis Adalah Pakaian Yang Di Sukai Nabi SAW

gamis


Rasulullah SAW Menyukai Gamis. Pakaian Kemeja Yang Berukuran Panjang

Beberapa etika dalam berpakaian adalah salah satunya memperhatikan jenis mode yang dipilih. Selain tidak menonjolkan aurat, bahan dari beberapa yang dilarang seperti emas dan sutera, pemilihan pakaian juga hendaknya sesuai dengan sunnah yang diajarkan oleh Uswah kita Rasulullah SAW.

Rasulullah memiliki pribadi yang luhur serta akhlak yang tinggi. Akhlak beliau ketika ditanyakan kepada istri beliau Aisyah r.a. bahwa akhlak Rasulullah adalah Alquran. Beliau juga dikatakan "Alquran Berjalan" karena cerminan yang terkandung dalam Alquran sudah ada dalam akhlak keseharian beliau.

Begitu juga dalam berpakaian, beliau menganjurkan kita untuk berpakaian dengan mode Gamis atau kemeja panjang. Sesuai dengan hadist yang di keluarkan dari Ummu Salamah :
Dari Ummu Salamah ra, ia berkata, "Pakaian yang paling disukai oleh Rasulullah SAW adalah gamis (kemeja panjang)." (HR. Abu Daud dan At- Tirmidzi). Kata At Tirmidzi, hadist ini Hasan
Semoga saja hadist diatas dapat menginspirasi kita untuk lebih mencintai lagi Nabi kita dengan menghidupkan sunnah-sunnahnya yang kebanyakan orang sudah tinggalkan.

Minimal sekali pemakaian gamis ini kita gunakan saat akan pergi sholat ke masjid atau tempat-tempat taklim atau kalau perlu di dalam keseharian hidup kita. (Abu Abdurrahman / Ittiba.Net)

Ustadz Abu Bakar Basyir : "Ulil Amri" SBY Tolak Syariat Islam

ustadz abu


Syari’at Islam itu tidak akan bisa ditegakkan dan diamalkan di dalam negara Demokrasi. Syari’at Islam hanya bisa diamalkan dan ditegakkan di dalam Daulah islamiyyah, atau Negara Islam.

Ustadz Abu Bakar Ba’asyir - fakkalahu asrahu- kembali mengeluarkan pernyataan tegas dari Nusakambangan, tempat beliau didzolimi. Dalam taushiyah beliau kepada para penjenguknya Ustadz Abu menyatakan bahwa syariat Islam tidak bisa tegak dan diamalkan di dalam negara demokrasi. Allahu Akbar! 

Menyampaikan taushiyahnya pada hari Selasa, 13 Agustus 2013, atau bertepatan dengan tanggal 6 Syawal 1434 Hijriyyah, Ustadz Abu kondisi kesehatannya baik, begitu pula dengan ikhwan-ikhwan masjunin yang bersama dengan beliau.

Dalam tauhisyahnya beliau mengatakan, bahwa :
Syari’at Islam itu tidak akan bisa ditegakkan dan diamalkan di dalam negara Demokrasi. Syari’at Islam hanya bisa diamalkan dan ditegakkan di dalam Daulah islamiyyah atau Negara Islam.
Oleh karena itu di dalam memperjuangkan Syari’at Islam bukan dengan sistem demokrasi seperti yang selama ini dilakukan oleh ormas dan partai Islam, tetapi dengan DA’WAH dan JIHAD. Insya Allah akan mendapatkan Nashrun minalloh dan kemenangan. Allahu Akbar! 

Ustadz Abu melanjutkan dan bercerita, “Saudara, saya kedatangan tamu yang mengajak saya untuk berdiskusi tentang Indonesia ini. Di tengah-tengah pembicaraan dengan saya dia mengatakan : “Ustadz, Indonesia ini adalah Negara Islam dan pemimpin-nya adalah Ulil Amri” Saya katakan padanya: “Kamu ini bagaimana, orang SBY sendiri sudah menyatakan bahwa negara ini bukan negara Islam dan dia juga mengatakan : “Saya menolak Syari’at Islam”. Saudara, pengertian tentang negara itu hanya ada dua, kalau tidak Negara Islam ya, Negara Kafir." Ujar Beliau. (Al-Mustaqbal Channel / Ittiba.Net)